Dikisahkan ada seorang anak laki-laki yang buta sedang duduk di anak tangga pada sebuah bangunan. Ia memegang sebuah papan tanda yang bertuliskan "Tolong bantu saya, saya buta, tolong bantu saya". Topi yang ia gunakan untuk menerima uang yang diberikan orang yang melewatinya hanya terisi beberapa buah uang recehan saja walaupun ia sudah duduk di sana semenjak pagi hari hingga siang.Lewatlah seorang laki-laki paru baya, ia merogoh kantong bajunya dan memasukkan beberapa uang receh ke dalam topi tersebut.
Setelah itu ia mengambil papan tanda yang digunakan anak laki-laki buta tersebut, memutarnya, dan menuliskan beberapa kata. Kemudian ia memutar kembali papan kecil tersebut ke arah semula sehingga semua orang yang melewati anak laki-laki buta tersebut akan melihat kata-kata yang baru saja ia tuliskan. Topi yang tadinya hanya terisi beberapa uang receh dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama sudah terisi dengan uang receh yang jauh lebih banyak dibandingkan jumlah semula.
Sore itu laki-laki paru baya tadi yang telah merubah papan tanda menghampiri anak laki-laki buta tersebut untuk melihat apa yang terjadi setelah ia menuliskan beberapa kata-kata baru tersebut. Anak laki-laki buta yang dikaruniahi pendengaran yang sangat tajam itu dengan mudahnya dapat mengenali langkah kaki laki-laki paru baya tersebut dan bertanya, "Apakah Anda yang merubah papan tanda saya siang tadi dan apa yang Anda tuliskan?"
Laki-laki paru baya itu menjawab, "Saya hanya menuliskan kebenaran, saya menuliskan apa yang kamu tuliskan tetapi dengan cara yang berbeda." Kata-kata yang dituliskan oleh laki-laki paru baya itu adalah "Hari ini adalah hari yang indah dan saya tidak dapat melihatnya."
Apakah papan tanda dengan tulisan pertama dan kedua mengatakan hal yang sama? Tentu saja kedua tulisan tersebut memberitahukan bahwa anak laki-laki tersebut buta.Tetapi papan tanda pertama secara gamblang memberitahukan kapada orang-orang untuk membantu memasukkan uang receh ke dalam topi.
Papan tanda kedua memberitahukan orang-orang bahwa mereka bisa menikmati indahnya hari itu tetapi anak laki-laki tersebut tidak dapat menikmatinya karena ia buta. Apakah mengherankan kalau papan tanda dengan tulisan kedua lebih efektif dimana uang receh yang didapatkan lebih banyak dalam waktu yang relative lebih singkat?
Ada beberapa pelajaran yang mungkin bisa dipetik dari cerita ini, namun izinkan saya untuk membahas hanya satu pelajaran saja yaitu selalu ada cara yang lebih baik untuk melakukan sesuatu.
Mentor saya motivator nomor satu Indonesia, Bapak Andrie Wongso tidak hanti-hentinya mengingatkan banyak orang yang telah mengikuti seminarnya bahwa, "If better is possible good is not enough." Jika yang lebih baik memungkinkan baik saja tidaklah cukup. Kelihatannya pelajaran yang satu ini telah diamalkan oleh salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bina Nusantara Computer Club (BNCC).
Betapa tidak karena UKM BNCC pada tangal 14 Januari 2008 telah meluncurkan majalah FILE yaitu free IT magazine yang dicetak sebanyak 12.000 eksemplar dan dibagikan anggotanya yang berjumlah kurang lebih 700 orang mahasiswa Universitas Bina Nusantara dan kepada umum yang didistribusikan ke beberapa universitas, SMU, café dan restoran, training center, serta beberapa pusat penjualan komputer di Jakarta.
Majalah baru ini diluncurkan sebagai pengganti majalah yang salama ini dijual dengan nama "bitmap" dimana setelah dilakukan evaluasi yang mendalam dengan memperhatikan sumber daya yang ada kelihatannya sangat kecil peluangnya untuk dapat dipertahankan eksistensinya dan bersaing dengan majalah sejenis di masa yang akan datang.
Tidak pernah sekali pun saya mendengarkan pengurus BNCC berkeluh kesah mengenai masalah ini tetapi dengan tenang dan dewasa mereka bersama pembimbingnya dan saya mengevaluasi dan akhirnya memutuskan untuk menghentikan majalah yang lama dan menerbitkan majalah yang baru.Sukses buat Tri Danur Wenda Sukardjo selaku penanggung jawab umum majalah File yang juga ketua BNCC dan Junny Wijaya selaku Pimpinan Redaksi majalah File.
Tidak mengherankan jika Ibu Amylia, Operation Manager of Hong Kong Café memberikan selamat dengan mengatakan "Congratulation for File Magazine. It's a new generation in the Free IT Magazine. Always success and also be a popular magazine."
Demikian juga dengan Bapak Tim Handley, Asia Pacific Sales Manager of Gigabyte yang ikut memberikan selamat dengan mengatakan "Congratulations to File Magazine. I've never seen a free IT Magazine before...and I think this is a very spectacular idea from teenagers like you all." "
Saya mewakili Brothers Indonesia ingin mengucapkan selamat kepada BNCC atas keberhasilannya me-launch majalah Free IT pertama di Indonesia", demikian kata Fredrick Lo, Country Manager Brothers Indonesia. Dimana ada kemauan di situ ada jalan. Pepatah lama ini mengingatkan kita bahwa selalu ada jalan atau cara yang lebih baik yang sebenarnya tidaklah terlalu sulit untuk kita temukan apabila kita mempunyai kemauan untuk menemukannya.
"Anything is possible if you really want to", segala sesuatu mungkin jika Anda betul-betul menginginkannya,demikian ditegaskan oleh Bapak Krishnamurti - mindset motivator yang terkenal di Indonesia.Memang betul ada pepatah yang mengatakan, nasi sudah menjadi bubur yang seolah-olah menyiratkan makna bahwa bahwa kalau nasi sudah menjadi bubur tidak ada lagi yang bisa kita lakukan untuk mengubah bubur tersebut menjadi nasi.
Katakanlah kondisi yang kita hadapi begitu buruknya namun itu tidak berarti kita harus berdiam diri dan pasrah begitu saja. Pasti ada sesuatu yang bisa kita lakukan untuk membuat kondisi menjadi lebih baik. Untuk apa terpaku dengan pepatah lama tersebut. Walaupun kita tidak bisa mengubah bubur menjadi nasi bukankah kita bisa menjadikannya bubur ayam yang nikmat kalau dimakan.
Ibu Rahayu Ratnaningsih dalam bukunya Be Happy While Pursuing Your Dream mengatakan pada saat nasi sudah menjadi bubur, sesungguhnya selalu ada sesuatu yang kita bisa perbuat sehingga bubur tersebut malah lebih sedap dimakan daripada nasinya.
Salam Sukses Luar Biasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar